Ini Problem Para Jobseeker Saat Hadapi Tes Rekrutmen, Samakah Denganmu?
Berita Umum | 04 Januari 2018 08:00 wib Rekrutmen kerja membuat jobseeker harus berjuang ekstra agar mendapatkan pekerjaan impiannya. Tahapan mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara menjadi tantangan bagi mereka. Kira-kira apa saja ya yang menjadi problem mereka pada proses tersebut?Setiap tahunnya, perguruan tinggi dari seluruh Indonesia berhasil meluluskan ribuan mahasiswanya. Itu artinya, terdapat ribuan fresh graduate yang siap bersaing untuk memperebutkan pekerjaan. Ketatnya persaingan ini, tak ayal membuat para jobseeker harus berjuang ekstra agar mendapatkan pekerjaan impiannya. Banyak tahapan yang harus jobseekerlalui, seperti tahap pemberkasan, tes tertulis, tes wawancara, hingga tes kesehatan. Lalu apa saja tantangan yang sering jobseeker temui ketika harus melalui proses rekrutmen tersebut?
Ditemui saat jam istirahat, para peserta psikotes ini berbagi cerita seputar tantangan yang seringjobseeker hadapi ketika melamar pekerjaan. Karena berasal dari berbagai jurusan yang beragam, tantangan yang dirasakan oleh jobseeker pun berbeda-beda. Simak penuturan mereka berikut ini:
Fachrul, Teknik Mesin – Universitas Muhammadiyah Semarang
“Ini adalah pengalaman pertama ikut tes semacam ini. Tantangan yang paling berat menurut saya adalah mencari hal menarik dari diri saya. Bagaimana membuat personal branding agar HRD tertarik, itu yang saya belum tahu. Soalnya sudah berkali-kali apply pekerjaan tapi belum ada panggilan.”
Muhammad Fikri Al Akbar, Teknik Lingkungan – Institute Teknologi Bandung
“Setiap perusahaan kan punya caranya masing-masing dalam menyeleksi karyawannya. Kebetulan saya apply pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dipelajari selama kuliah. Karena saya fresh graduate, mencari lowongan yang tepat itu susah. Untungnya ada media yang menghubungkanjobseeker dengan perusahaan seperti ECC UGM ini.”
Wahyu Husodo, Manajemen – Universitas Muhammadiyah Purworejo
“Masalahnya itu mental. Sebenarnya kalau memang berniat mau kerja, mending jangan pilih-pilih. Apapun di-apply saja, yang penting kita bisa masuk dulu. Nanti kan setidaknya pasti ada kesempatan lainnya lagi.”
Ginanjar Samsul Pamungkas, Teknik Mesin – Univesitas Sebelas Maret (UNS Solo)
“Syarat IPK minimal itu cukup berat bagi saya pribadi selaku lulusan dari Teknik Mesin. Apalagi proses seleksi pemberkasan cukup ketat. Untuk bisa lolos IPK 3,25 adalah tantangan paling berat bagi lulusan Teknik Mesin seperti saya.”
Nur Huda, Manajemen – Universitas Muhammadiyah Purworejo
“Terkadang kualifikasi kita itu tidak memenuhi apa yang perusahaan cari. Sedangkan, rata-ratajobseeker itu kualitasnya, ya mohon maaf, menengah ke bawah. Jadi kurang terakomodasi. ApalagiTOEFL dengan nilai standar tertentu. Makanya, tantangan jobseeker mau tidak mau ya harus terus belajar, bagaimana meningkatkan kualitas dirinya.”
Itulah beberapa insight menarik yang datang dari beragam perspektif jobseeker. Semoga cerita mereka bisa memberikan inspirasi bagi kamu yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan. Bagaimana dengan kamu? Tulis saja di kolom komentar yang tersedia di bawah ini.
Tetap semangat ya!